Jumat, 29 Oktober 2010

Pencegahan Dini Osteoporosis

Kata bijak “Mencegah lebih baik daripada mengobati” hal ini juga berlaku untuk pencegahan osteoporosis. Seperti kita ketahui bahwa banyak di antara kita yang belum menyadari bahwa dirinya bisa terancam osteoporosis. Karena muncul osteoporosis yang tidak disertai dengan gejala, resiko terkena osteoporosis semakin terbuka jika kurang memperhatikan kebutuhan nutrisi untuk tulang sehingga semakin lama osteoporosis dapat menggerogoti massa tulang dan ancaman patah tulang pun dapat terjadi.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi untuk tulang sehingga pencegahan dini osteoporosis bisa terjadi. Meskipun kita yang tinggal di wilayah garis khatulistiwa yang selalu mendapat sinar matahari sepanjang tahun tetapi kita tetap dapat beresiko mengalami kekurangan vitamin D. Aktivitas yang sebagian besar waktunya dilakukan di ruangan tertutup, misalnya di gedung perkantoran atau pabrik yang kurang bahkan tidak mendapat sinar matahari langsung, merupakan salah satu penyebabnya. Kebiasaan menggunakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh juga dapat berperan menghambat masuknya radiasi sinar ultraviolet ke kulit. Sehingga mengakibatkan berkurangnya sintesa vitamin D di kulit. Tetapi perlu diingat, bahwa sinar matahari juga berbahaya jika kita membiarkan tubuh berlama-lama di bawah sinar matahari, karena sinar matahari dapat meningkatkan resiko kanker kulit, membakar kulit, mempercepat proses penuaan, merusak mata, bahkan menyebabkan katarak.
Vitamin D berperan meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium di usus. Vitamin D menolong darah untuk menghasilkan kalsium dan fosfor, yang membangun dan memperbaiki massa tulang. Tanpa vitamin D, usus manusia hanya mampu menyerap 10-15 persen kalsium dalam makanan. Apa bila vitamin D cukup, efisiensi penyerapan kalsium dapat mencapai 30 persen.
Terkait dengan gencarnya iklan susu yang mengandung kalsium, tidak sepenuhnya susu yang dipromosikan tersebut mampu memenuhi kebutuhan kalsium bagi tubuh apalagi tulang. Sebab, jika terlalu banyak mengkonsumsi susu berkalsium, hal ini akan mempengaruhi batu ginjal. Karena, untuk memenuhi kebutuhan kalsium dari susu, minimal setiap hari harus minum susu sebanyak 16 gelas. Konsumsi susu sebanyak itu jelas tidak mungkin dilakukan.
Sayuran hijau, sayur-sayuran berdaun lebar, tahu, ikan sarden, dan salmon juga merupakan sumber makanan yang mengandung kalsium. Atau silahkan memakan pizza dan roti keju panggang karena di sana juga terdapat kalsium. Perlu pula mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak antioksidan seperti vitamin A yang terdapat dalam wortel, kentang, pepaya, labu, bunga kol, kangkung, semangka. Vitamin C yang terdapat dalam jeruk, pepaya, kecambah brussels, kangkung, strawberry, atau vitamin E yang terdapat dalam minyak nabati, tauge, mineral selenium yang terdapat dalam bawang putih, kubis, wortel, lobak, bunga kol, salada, mentimun, ikan, mineral seng yang terdapat dalam hati clan daging hewani, kacang-kacangan dan lain-lain. Jadi, tidak ada salahnya memanjakan tulang Anda, demi tampil tegap di hari tua. ® Irw
Osteoporosis sering ditandai dengan :
• Terjadinya patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau tanpa trauma.
• Timbulnya rasa nyeri yang hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan pergerakan.
• Tinggi badan berkurang clan bongkok
Cara-cara pencegahan osteoporosis :
• Rajin berolah raga
• Upayakan mencapai berat tubuh yang ideal
• Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D
• Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.
• Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri
• Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

Senin, 25 Oktober 2010

HIDROSEFALUS

Pengertian hidrosefalus
Hidrosefalus adalah keadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi otak dan susunan saraf dan sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari otak. Cairan tersebut menumpuk di dalam otak. Hidrosefalus dapat menyebabkan kepala bayi dan anak kecil membesar karena cairan otak yang berlebih. Pada anak besar yang ubun-ubun sudah tertutup, hidrosefalus dapat menyebabkan sakit yang amat sangat di kepala karena peningkatan tekanan dalam rongga kepala.
Jika tidak dilakukan tindakan maka hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan fisik dan mental bahkan kematian. Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat pulih kembali.
Penyebab hidrosefalus
Cairan otak normalnya akan mengalir melalui saluran (ventrikel) dan keluar  melalui penampungan kecil (sisterna) yang berada di dasar otak. Cairan otak berfungsi mengalirkan makanan dan membuang hasil metabolisme dari otak dan disalurkan ke dalam pembuluh darah.
Jika ada sumbatan di ventrikel maka cairan otak akan menumpuk mengakibatkan hidrosefalus. Penumpukan cairan otak juga bisa terjadi jika pleksus koroidales (penghasil cairan otak) memproduksi cairan otak secara berlebihan atau cairan otak tidak dapat disalurkan ke pembuluh darah.
Tanda pada bayi
Tanda dari hidrosefalus tergantung dari usia bayi atau anak.
Bayi di bawah 1 tahun akan memberikan gejala pembesaran kepala karena tulang tengkorak belum bersatu (ubun-ubun belum menutup). Selain kepala yang membesar, tanda lainnya :
a. Ubun-ubun membonjol
b. Ada celah antara tulang tengkorak
c. Peningkatan lingkar kepala
d. Pembuluh darah yang membesar di kulit
e. Mata yang turun ke dalam kelopak mata bawah (sehingga tidak terlihat seluruhnya)
Bayi/anak dapat juga mengalami muntah, kejang, tidur terus-menerus, rewel. Pada kasus yang berat anak dapat gagal tumbuh atau tidak berkembang sesuai usianya.
Tanda pada anak besar
Pada anak yang sudah tertutup ubun-ubunnya maka tidak mudah mengenali pembesaran kepala karena penumpukan cairan di dalamnya.
Pada keadaan ini peningkatan tekanan pada otak menyebabkan sakit kepala berat pada tengah malam atau pagi hari. Sakit kepala dapat disertai :
a. Mual dan muntah
b. Tidur terus menerus
c. Gangguan keseimbangan dan motorik
d. Pandangan ganda
e. Juling
f. Kejang
Perubahan perilaku, kehilangan kemampuan seperti berjalan atau berbicara dan gangguan ingatan dapat muncul pada keadaan yang sudah lanjut.
Diagnosis
Anak yang menunjukkan tanda dan gejala di atas sebaiknya diperiksa oleh dokter sesegera mungkin. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan pemeriksaan tambahan seperti USG (bila ubun-ubun kepala belum tertutup), CT scan dan MRI untuk mendapat gambaran di kepala.
Proses USG dan CT scan memancarkan frekuensi atau radiasi atau gelombang suara yang sangat rendah dan tidak berbahaya.
Pembuatan saluran (shunt)
Jika diagnosis ditegakkan hidrosefalus maka tatalaksana akan disesuaikan dengan usia anak dan penyebab penumpukan cairan otak, apakah karena sumbatan, produksi berlebihan atau penyebab lainnya, dan kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.
Proses pembuatan saluran untuk mengalirkan cairan otak dilakukan dengan pembedahan dengan memasang selang (kateter) ke dalam saluran cairan otak (ventrikel) dan ujung lainnya di tanam di rongga perut, rongga jantung atau ruang di sekitar paru-paru tempat cairan dapat diserap oleh pembuluh darah. Katup pada sistem saluran tersebut untuk mengatur alirannya, mencegah agar tidak berlebihan atau kekurangan dalam aliran pengeluaran cairan otak.
Pembuatan saluran adalah tatalaksana yang efektif untuk hidrosefalus, namun terdapat kemungkinan kegagalan dan komplikasi. Sekitar 30% saluran yang dibuat dapat berhenti bekerja dalam 1 tahun dengan kegagalan sekitar 5% setiap tahun berikutnya. Infeksi terjadi 5-10% pembuatan saluran. Tanda infeksi seperti demam dan kaku leher (kuduk) dan merasakan nyeri tekan pada saluran yang dipasang dan perut. Infeksi umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan saluran dan memerlukan pencopotan saluran untuk sementara dan anak mendapat antibiotik selama 2 minggu.
Ventrikulektomi
Pembedahan minimal dengan membuat saluran/lubang pengeluaran cairan otak yang baru di ventrikel. Langkah ini sebagai pilihan pada anak >6 bulan dengan angka keberhasilan yang lebih tinggi dan angka infeksi yang lebih rendah.
Dengan tatalaksana yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat hidup dengan normal. Pada anak dengan masalah kesehatan yang kompleks seperti spina bifida atau perdarahan dalam otak pada prematuritas dapat mengalami komplikasi karena penyakit yang mendasarinya. Pada anak-anak dengan kondisi kesehatan tersebut tatalaksana dini dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan.

Jumat, 15 Oktober 2010

EPIDEMIOLOGI DAN PERANANNYA DI DALAM PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI MASYARAKAT

Epidemiologi mengkaji mengenai penyakit menular wabah, penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lainnya. Dalam epidemiologi sering dijumpai adanya epidemiologi deskriptif yang mengkaji mengenai peristiwa dan distribusi penyakit dan epidemiologi analitik yang mencakup tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit. Epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi (wabah). Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit tidak menular (non infeksi), sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan utama epidemiologi yaitu mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat ; menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit ; menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan. Namun pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Tujuan –tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan surveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi. Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan mengumpulkan data secara sistematis dan kontinu; pengolahan, analisis dan interpretasi data sehingga menghasilkan informasi; penyebarluasan informasi; dan penggunaan informasi tersebut untuk pemantauan, penilaian dan perencanaan program kesehatan. Pada penelitian epidemiologi pun hampir sama dengan surveilans, hanya saja pada penelitian epidemiologi pengumpulan datanya tidak dilakukan secara kontinu.
Epidemiologi terdiri atas beberapa elemen pendukung, antara lain (a) Frekuensi, yaitu besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu: menemukan masalah kesehatan yang dimaksud dan melakukan pengukuran atas masalah tersebut. (b) Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan, yaitu menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Seperti, menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time). (c) Determinan yaitu faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau memberi risiko terhadap terjadinya penyakit / masalah kesehatan. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu : merumuskan hipotesa tentang penyebab, melakukan pengujian, dan menarik kesimpulan.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan. Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko. Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif belum optimal yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat, termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat – Propinsi – Kab/Kota – Puskesmas tidak dilakukan secara baik dan tidak mempunyai mekanisme reward dan punishment.
Saat ini status kesehatan di negara kita masih dalam taraf yang rendah, dengan semakin mewabahnya penyakit menular, gizi buruk, dan lainnya. Dalam menghadapi tantangan tersebut sangat dibutuhkan kapasitas epidemiologi yang memadai di Indonesia. Dalam hal ini termasuk, kemampuan investigasi epidemiologi yang cukup, yang didukung oleh sistem pengumpulan data dan informasi berbasis bukti yang kuat serta tindakan penanggulangan yang tepat guna dan tepat waktu oleh masing-masing otoritas kesehatan. Untuk ini diperlukan SDM kesehatan dengan kompetensi dan ketrampilan epidemiologi yang cukup disemua jenjang admisistrasi kesehatan termasuk di fasilitas pelayan kesehatan (RS, Puskesmas, dll). Sejumlah tenaga yang bekerja dalam tim epidemilogi untuk menggerakkan aksi kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan di provinsi sampai ke kabupaten / kota sangat dibutuhkan dibawah kepemimpian, bimbingan dan supervisi tim epidemiologi nasional ditingkat pusat.


Dalam suatu perencanaan kesehatan, perlu untuk dipikirkan ketepatan strateginya. baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan kesehatan seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh rakyat yang sebenarnya. Agar Teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Proses Perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu strategis. Dimana terdapat beberapa komponen penting dalam mendukung terlaksananya program perencanaan kesehatan. Maka epidemiologi memiliki peran strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan yang termaktub dalam program-program kesehatan.

Nama : Anugrah Dian W
NIM : E2A009108
Mahasiswa FKM UNDIP